Tips Peloton Aman: Gowes Side-by-Side
by MainSepeda - May 14, 2020
MainSepeda
Semakin banyak orang hobi sepeda. Semakin
banyak komunitas terbentuk. Di satu sisi, itu perkembangan baik. Di sisi lain,
itu bisa menimbulkan masalah di jalan, di saat sepeda harus berbagi tempat
dengan kendaraan bermotor. Apalagi kalau kelompok/peloton sepeda itu tidak
beraturan.
Karena itu, supaya semua lebih aman,
sebaiknya diterapkan aturan peloton lebih tegas. Kalau kelompoknya cukup besar,
sebaiknya peloton ditata side-by-side alias dua-dua. Berikut beberapa
alasannya:
1. Lebih rapi dan berkelas
Peloton dua-dua bukan hal baru. Cyclist di
negara-negara maju selalu menerapkannya. Bahkan, tim-tim profesional kelas
dunia menerapkannya saat latihan bersama. Sebuah komunitas lebih terlihat rapi
dan berkelas apabila bisa mengatur rombongannya dengan lebih baik. Lebih enak
dilihat orang lain, lebih aman bagi pemakai jalan yang lain.
2. Peloton Lebih Pendek
Kalau satu-satu, atau tidak beraturan,
panjang peloton jadi tidak beraturan dan panjang. Itu membahayakan kelompok
tersebut dan pengendara lain di jalan. Dengan posisi dua-dua rapi, panjang
peloton jadi lebih pendek dan lebih mudah diprediksi bagian belakangnya.
3. Lebih Aman
Ini sebenarnya alasan utama. Dengan peloton
dua-dua, otomatis kecepatan lebih terkontrol. Dua yang di depan selalu berjajar
rapi, dua di belakangnya juga rapi, begitu seterusnya. Tidak ada yang halfwheel
alias menyelipkan roda di sela-sela sepeda yang lain.
4. Lebih Mudah Ngobrol
Karena posisi rapi, cyclist bisa lebih
tenang mengayuh sepeda dan berkomunikasi dengan cyclist lain di sekelilingnya.
Bahkan bisa ngobrol. Tidak sibuk bingung mengatur posisi di tengah kelompok yang
berantakan.
5. Lebih Cepat, Hemat Tenaga
Evolusi dari peloton dua-dua adalah
melakukan "paceline." Di mana anggota peloton bergantian maju ke
depan, bergantian "menarik" teman-temannya. Dengan demikian,
rombongan bisa melaju lebih efisisen. Lebih cepat dan semuanya lebih hemat
tenaga.
Cara paling "profesional":
Pimpinan sebelah kanan maju ke depan lalu bergeser ke kiri, memaksa orang di
belakangnya maju ke depan untuk menggantikan. Akibatnya pula, pimpinan sebelah
kiri mundur ke belakang. Rotasi ini bisa dilakukan setiap sekian detik atau
menit, sehingga semua anggota peloton dapat kesempatan menarik di depan atau
beristirahat di belakang. Kalau sudah canggih, ini bisa dilakukan dalam
kecepatan tinggi.
5.
Tahu Kapan Satu-Satu
Walau peloton dua-dua paling ideal, sebuah
kelompok harus selalu tahu kapan waktunya berubah formasi jadi satu-satu (satu
baris). Ketika jalan menyempit atau mungkin jalan bagian tengah banyak
kerusakan, yang di depan harus cepat memutuskan untuk mengubah formasi. Dengan
berteriak "Satu-satu!", atau mengangkat satu tangan menunjukkan satu
jari. Nanti, ketika jalan sudah lebar atau aman lagi, bisa kembali jadi
dua-dua.
6. Ingatkan Anggota "Berbahaya"
Tidak jarang, saat gowes berkelompok, ada
orang luar ikut bergabung. Ketika itu terjadi, pastikan dia bersedia mengikuti
aturan. Tidak asal memotong peloton di tengah, apalagi depan. Paling aman
bergabung di belakang supaya tidak merusak kerapian yang sudah terbentuk.
Kalau dia tidak mau diingatkan, ada baiknya
diusir dengan halus. Karena dia bisa membahayakan yang lain. Apalagi kalau dia
tidak memakai kelengkapan bersepeda yang ideal. Misalnya tidak memakai helm.
Alangkah menyebalkannya apabila terjadi
kecelakaan pada kelompok kita, tapi yang mengakibatkan --dan yang terluka
paling parah-- justru bukan orang yang kita kenal alias orang yang nyelonong
ikutan!
Semoga tips ini bermanfaat. Demi
keselamatan sesama pesepeda serta pengguna jalan yang lain. Awalnya tentu tidak
mudah untuk bisa membentuk peloton dua-dua, juga tidak mudah untuk bisa menjaga
kecepatan supaya bisa stabil di tengah peloton yang rapi. Tapi sekali lagi,
demi kenyamanan dan keselamatan, sebaiknya dilakukan. (mainsepeda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar