Follower Setia Terima Kasih

Minggu, 17 Mei 2020

APA ITU KEHIDUPAN NORMAL YANG BARU ITU ?


Jokowi Bicara soal New Normal Pandemi Corona
CNN Indonesia | Jumat, 15/05/2020 20:42 WIB

Presiden Joko Widodo bicara soal new normal usai pandemi virus corona.
(Antara Foto/ARIF FIRMANSYAH)


Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung kondisi new normal atau tatanan kehidupan baru di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Ia menyebut masyarakat akan bisa kembali beraktivitas seperti biasa, namun dengan protokol kesehatan yang ketat.

Jokowi mengatakan pemerintah akan mengatur agar kehidupan kembali berjalan normal, sambil memantau perkembangan penyebaran virus corona. Ia memastikan pemerintah tetap mengutamakan keselamatan masyarakat.

Lihat juga: Corona, Depok Larang Salat Idul Fitri di Masjid-Lapangan
"Kebutuhan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru," kata Jokowi dalam pernyataannya di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat (15/5).

Mantan wali kota Solo itu menyatakan masyarakat di Indonesia harus menyesuaikan dan hidup berdampingan dengan Covid-19 ketika mulai beraktivitas kembali.

Menurutnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyatakan bahwa terdapat potensi virus ini tidak akan segera menghilang dan tetap ada di tengah masyarakat.

"Artinya kita harus berdampingan hidup dengan Covid. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, berdamai dengan Covid. Sekali lagi, yang penting masyarakat produktif, aman, dan nyaman," ujarnya.

Lihat juga: Istana Tepis Pakai Strategi Herd Immunity Atasi Corona
Jokowi menegaskan hidup berdampingan dengan Covid-19 bukan berarti menyerah dan pesimis. Menurutnya, cara ini menjadi titik tolak menuju tatanan kehidupan baru masyarakat.

"Berdampingan itu justru kita tidak menyerah, tapi menyesuaikan diri. Kita lawan keberadaan virus Covid tersebut dengan mengedepankan dan mewajibkan protokol kesehatan yang ketat yang harus kita laksanakan," katanya.


Sampai hari ini, jumlah kumulatif kasus positif virus corona di Indonesia mencapai 16.496 orang. Dari jumlah itu 1.076 meninggal dunia dan 3.803 orang lainnya dinyatakan sembuh. (tim/fra)


Sering Disebut-sebut, Apa Itu New Normal?
 Kompas.com - 16/05/2020, 16:46 WIB











Penulis Dandy Bayu Bramasta | Editor Sari Hardiyanto KOMPAS.com –
Setelah adanya pandemi global virus corona, dunia dipastikan akan memasuki fase new normal. Hal itu tentu saja juga berlaku di Indonesia, dan tidak akan kembali ke fase atau situasi sebelum Covid-19 muncul. Berbicara mengenai new normal, masih banyak yang bertanya-tanya mengenai definisi dari new normal itu sendiri.

Lantas, apa definisi new normal sendiri?

Definisi new normal Menurut Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.

Menurut Wiku, prinsip utama dari new normal itu sendiri adalah dapat menyesuaikan dengan pola hidup. "Secara sosial, kita pasti akan mengalami sesuatu bentuk new normal atau kita harus beradaptasi dengan beraktifitas, dan bekerja, dan tentunya harus mengurangi kontak fisik dengan orang lain, dan menghindari kerumunan, serta bekerja, bersekolah dari rumah," kata Wiku seperti dalam keterangan yang diterima Kompas.com, baru-baru ini. Wiku menerangkan, secara sosial disadari bahwa hal ini akan berpengaruh.

Pasalnya, ada aturan yang disebutkan dalam protokol kesehatan untuk menjaga jarak sosial dengan mengurangi kontak fisik dengan orang lain.

Baca juga: Bersiap Hadapi New Normal Life Saat Karantina Covid-19 Berakhir, Seperti Apa? Akan sampai kapan?

Lihat Foto Terlihat garis-garis pembatas yang ditempel di perumukaan trotoar untuk membatasi jarak antar pembeli yang sedang mengantre membeli makanan di Yaowarat, Bangkok, Thailand(Asia City Media Group) Masyarakat, kata Wiku, akan menjalani kehidupan secara new normal hingga ditemukannya vaksin dan dapat digunakan sebagai penangkal virus corona.

"Transformasi ini adalah untuk menata kehidupan dan perilaku baru, ketika pandemi, yang kemudian akan dibawa terus ke depannya sampai tertemukannya vaksin untuk Covid-19," katanya lagi.

Beberapa ahli dan pakar kesehatan dunia telah memastikan bahwa kemungkinan paling cepat dapat ditemukannya vaksin adalah pada 2021. Artinya, masyarakat harus menjalani kehidupan secara new normal hingga tahun depan, bahkan lebih.

Oleh karenanya, perubahan perilaku akan menjadi kunci optimisme dalam menghadapi Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah atau yang dikenal sebagai new normal.

"Tapi kita harus berpikiran positif, karena Indonesia punya kapasitas yang besar dan gotong royong, marilah kita gotong royong agar terbebas dari Covid-19," imbuhnya.
  
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sering Disebut-sebut, Apa Itu New Normal?", https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/16/164600865/sering-disebut-sebut-apa-itu-new-normal-?page=all#page3.

Penulis : Dandy Bayu Bramasta
Editor : Sari Hardiyanto



5 Langkah Persiapkan "New Normal" 
Jika Corona di Indonesia Berakhir
 Kompas.com - 12/05/2020, 17:02 WIB
Penulis Ellyvon Pranita 
Editor Sri Anindiati Nursastri 
KOMPAS.com –

Para ahli menyebutkan kondisi Indonesia usai pandemi akan memasuki fase the new normal. 

Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menegaskan usai pandemi Covid-19, baik secara global maupun khusus Indonesia, kondisi tidak akan kembali seperti pra-pandemi.

"Kita tidak akan kembali ke situasi Indonesia seperti sebelum pandemi yang kita dulu normal. Kita akan menuju Indonesia baru yang berbeda," kata Pandu dalam diskusi daring bertajuk "Mobilitas Penduduk dan Covid-19: Implikasi Sosial, Ekonomi dan Politik", Senin (4/5/2020).

Maksud dari new normal yang disebutkan Pandu tercermin dari banyak aspek. Mulai dari kehidupan sosial, kesehatan, ekonomi, psikologis, dan lain sebagainya.  "Dulu yang kita anggap normal, ternyata tidak siap dalam menghadapi pandemi yang seperti ini.

Kita harus menuju Indonesia yang baru yang berbeda atau disebut new normal. Apakah kita akan normal seperti masa lalu? Berkerumun, berkumpul-kumpul, pergi ke restoran, bisa melakukan kegiatan arisan, halal bihalal, atau yang lain, mungkin tidak seperti itu.

Seperti apa nantinya, kita gak tahu," imbuhnya. Lihat Foto Mediamatic Eten adalah restoran vegan yang berada di Amsterdam dengan pemandangan menghadap air(Willem Velthoven for Mediamatic Amsterdam) Pandu menyebutkan setidaknya ada beberapa rekomendasi untuk mempersiapkan new normal di Indonesia.

  1. Mitigasi kesehatan masyarakat dan sosial, ekonomi, serta psikologis
Dalam langkah pertama ini, pemerintah bersama penduduk harus tetap mengutamakan public health atau kesehatan masyarakat.Selain itu, masalah sosial, ekonomi dan psikologis perlu dipersiapkan mitigasinya sejak saat ini. Lihat Foto Pemeriksaan darah lengkap dengan menggunakan alat Sysmex ini merupakan pemeriksaan awal untuk diagnosis Covid-19 di rumah sakit.(CORPORATE COMMUNICATIONS PTFI)   Sebab, keempat aspek tersebut akan menjadi penting karena berkaitan dengan masalah-masalah kesenjangan yang berdampak variatif. "Masalah-masalah kesenjangan akan berdampak bervariasi juga harus dikurangi," tuturnya.

  1. Perkuat resilien komunitas
Tidak jauh berbeda dari sebagian aspek dalam mitigasi di atas. Resilien komunitas berarti kita harus memperkuat kultural komunitas.  Kultural atau budaya yang baik dari komunitas di masyarakat baik lokal maupun skala besar akan berkaitan juga dengan kehidupan sosial Indonesia usai pandemi.

  1. Pelepasan pembatasan sosial dan pemulihan yang bertahap
Menurut Pandu, pemerintah bisa melakukan pelepasan pembatasan sosial secara bertahap, karena tidak mungkin untuk dilepaskan sekaligus. Pembatasan sosial yang dilepaskan bertahap ini juga seiring dengan pemulihan yang bertahap.

  1. Reformasi struktural
Dijelaskan Pandu, reformasi struktural perlu dilakukan untuk merespon cepat mengatasi krisis kesehatan dan menuju ekonomi baru. "Untuk itu kita harus siap melakukan berbagai perubahan birokrasi, struktural belajar dari penanganan pandemi ini," jelasnya. Baca juga: Manakah Skenario Ideal Pandemi Corona di Indonesia, Ahli Jelaskan Ia juga mengingatkan pemangku kebijakan perlu belajar memutuskan regulasi berdasarkan data yang akurat untuk mengatasi dan mengantisipasi krisis kesehatan di masa mendatang. Begitupun menuju ekonomi baru yang lebih swasembada atau berdiri di atas kaki sendiri. Di masa pandemi Covid-19 ini, Pandu menyebutkan Indonesia harus melihat bagaimana negara lain mengisi dan memanfaatkan negaranya masing-masing. "Di mana kondisi ini mungkin membuat kita susah mendapatkan bantuan negara lain, tapi kita juga tidak mungkin membantu negara lain. Setiap negara menghadapi masalahnya masing-masing," tuturnya. Termasuk disiplin kesehatan di masyarakat secara luas seperti cuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, pakai masker, berolahraga dan lain sebagainya bisa jadi lebih intensif diintervensi meski pandemi nanti usai.

  1. Memasuki Indonesia baru
Pada langkah ini, merupakan implikasi dari langkah-langkah lain yang saling berkaitan tersebut dapat dilakukan dengan semaksimal dan seoptimal mungkin. "Maka kita siap memasuki Indonesia baru," kata dia.

Dalam kesempatan itu juga Pandu menyampaikan ide sederhana yang dibuatnya bersama rekan sejawatnya di FKMUI yaitu Iwan Ariawan, Muhammad N Farid, dan Hafizah Jusril:

Perkuat Ketahanan Bangsa 
- Ketahanan pangan, perlu dioptimalkan tidak hanya pada saat terdesak krisis pangan saja.
- Kesehatan seperti universal health care, primary health care, kebiasaan hidup sehat harus diubah menjadi lebih disiplin.
- Pendidikan terbuka atau sekolah terbuka, supaya masyarakat lebih banyak yang bisa menikmati pendidikan.
- Struktural pendukung yaitu teknologi informasi dan teknologi tepat guna. Tidak hanya memanfaatkan teknologi yang sekadar canggih, tetapi teknologi yang tepat guna menjadi penting seperti masker sekalipun.

Mencari peluang-peluang baru (Self Sufficiency) 
- Industri alat kesehatan seperti alat kesehatan dasar dan farmasi harus mandiri membuat sendiri, karena setiap negara membutuhkannya.
- Usaha Kecil Menengah (UKM) perlu diberdayakan lebih optimal.
- Industri kreatif perlu diberdayakan secara optimal.
- Turisme baru, bisa terjadi karena mungkin psikologis sebelumnya menjadi enggan untuk bepergian.
- Dan lain-lain.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Langkah Persiapkan "New Normal" Jika Corona di Indonesia Berakhir", https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/12/170200723/5-langkah-persiapkan-new-normal-jika-corona-di-indonesia-berakhir?page=all#page4.

Penulis : Ellyvon Pranita
Editor : Sri Anindiati Nursastri






Hidup New Normal Terikat Persyaratan Ketat
Physical Distancing di Pasar Salatiga, Jateng


Bhakti Hariani / FER Minggu, 17 Mei 2020 | 19:02 WIB
Jakarta, Beritasatu.com –

Protokol The New Normal yang digadang-gadang bisa dilaksanakan pada Juni mendatang, dihadapkan pada banyak tantangan dan juga harus dilakukan dengan penuh kedisiplinan.

Baca Juga: AP II Siapkan Protokol The New Normal

Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna mengatakan, saat menjalani new normal nanti maka setiap orang harus siap diikat dengan aturan dan ketentuan-ketentuan yang akan diterapkan.

"Ini jadi suatu aturan yang merupakan kewajiban sebagai upaya untuk berdamai dengan virus. Saat ini pun sebenarnya kita sudah berdamai dengan banyak virus seperti HIV/ AIDS, cacar, DBD dan sebagainya. Hidup kita nantinya akan penuh dengan persyaratan untuk menjaga diri demi kesehatan dan keselamatan," ujar Yayat di Jakarta, Minggu (16/5/2020).

Namun demikian, kata Yayat, sejumlah persyaratan dan aturan yang nanti mengikat harus dibarengi dengan disiplin yang tinggi yang harus dilaksanakan oleh masyarakat. Untuk soal disiplin ini diakui masih merupakan pekerjaan rumah yang panjang bagi masyarakat Indonesia yang kerapkali sulit diajak berdisiplin.

"Jika ingin disipin dapat ditegakkan maka pemerintah harus tegas dan keras. Bisa mencontoh Tiongkok dan Vietnam. Aturan yang ada dibuat tegas dan juga banyak petugas yang siap melakukan penindakan jika ada yang melanggar," tutur Yayat.

Baca Juga: Erick Thohir Minta BUMN Siapkan The New Normal

Hidup new normal nantinya akan dipenuhi dengan rambu-rambu aturan yang dapat ditemui di setiap sudut fasilitas umum yang ada. "Contohnya seperti di Jepang saat ini dimana banyak rambu-rambu yang terpasang. Orang Indonesia pun di new normal nanti harus menaati aturan-aturan yang dibuat," tutur Yayat.

Hidup new normal, kata Yayat, juga berarti para karyawan bisa bekerja dari rumah dan tidak selamanya harus terus berada di kantor. "Jurnalis pun bisa work from home nantinya," kata Yayat.

Hal yang sama juga berlaku dengan dunia pendidikan. Dimana jumlah murid yang banyak dapat disiasati dengan membuat jadwal shift bergilir diantara seluruh jumlah siswa.

"Bisa saja masuk sekolah hanya menjadi tiga hari saja bagi tiap siswa karena bergiliran masuk sekolahnya. Meski tak berangkat ke sekolah pada esok harinya tugas bisa dilakukan via online di rumah saja," ungkap Yayat.


Sumber: BeritaSatu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar