6 Fenomena Alam Menjelang dan Saat Ramadan 2020
Dini Nur Asih, CNN Indonesia | Rabu, 06/05/2020
18:02 WIB
Jakarta, CNN Indonesia –
Fenomena alam tahun ini bisa dibilang cukup beragam
menjelang dan saat bulan Ramadan bagi umat Muslim di seluruh dunia.
Salah satu fenomena yang cukup menghebohkan
masyarakat Indonesia ialah terjadi erupsi beberapa gunung berapi seperti Gunung
Anak Krakatau diiringi suara dentuman misterius.
Total ada enam gunung berapi yang erupsi pada waktu
yang bersamaan yaitu ;
- Gunung Kerinci (Pulau Sumatra),
- Gunung Merapi dan
- Semeru (Pulau Jawa),
- Gunung Ibu dan
- Dukono (Maluku).
Ada juga peristiwa yang menyangkut benda-benda
antariksa seperti hujan meteor dan melintasnya beberapa asteroid raksasa.
CNNINdonesia merangkum ada enam fenomena alam dalam beberapa minggu terakhir.
Berikut daftarnya.
1. Erupsi
Gunung Anak Krakatau dan Dentuman Misterius
Saking hebohnya erupsi Gunung Anak Krakatau, Badan
Antariksa Amerika (NASA) sampai merilis gambar gunung itu saat erupsi pada 12
April 2020 dari jarak dekat menggunakan satelit Terra.
Erupsi berhasil diidentifikasi menggunakan metode
Operational Land Imager (OLI) dan Multi-angle Imaging Spectro Radiometer
(MISR).
Berdasarkan bidikan kedua metode tersebut, terlihat
gumpalan plume (fase asap) yang menjulang tinggi dan berwana putih bersih.
Asap berwarna putih itu mayoritas berisi uap dan
gas. Lalu muncul juga material berwarna merah yang ditandai dengan infrared
signature yang diyakini merupakan bantuan cair Anak Krakatau.
Peristiwa dentuman misterius ini terjadi juga saat
keenam gunung berapi melakukan erupsi, tetapi hanya terdengar masyarakat yang
tinggal di wilayah Jabodetabek.
Sampai saat ini, suara dentuman masih belum bisa
terpecahkan para ahli. Banyak kalangan yang menilai dentuman berasal dari
erupsi Gunung Anak Krakatau.
Menurut Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengatakan
kemungkinan dentuman berasal dari petir.
Namun, ia tak begitu yakin seratus persen karena
petir maksimal hanya mencapai jarak 16-25 kilometer saja.
Selain itu, bunyi petir juga sangat khas dimana
orang awam dengan mudah mengenalinya, sementara suara pagi itu lebih mirip
dentuman yang "anatominya" berbeda dengan suara petir.
DARYONO BMKG @DaryonoBMKG
Kemungkinan
terbesar sumber suara dentuman kemarin pagi hanya ada 2, yaitu dari petir atau
Gn Anak Krakatau, Bogor dan Depok adalah kota petir. Namun kita juga punya
pengalaman misteri suara dentuman di Jabar dan Sumsel pada akhir 2018 terkait
erupsi Gn Anak Krakatau
2. 10
asteroid diprediksi akan melintasi Bumi tahun ini
Pusat Studi Objek Dekat Bumi (Center for Near-Earth
Object/CNEOS) dan Pusat Koordinasi Objek Dekat Bumi (NEOCC) menyebut ada 10
asteroid berukuran besar yang akan menjadi ancaman bagi Bumi tahun ini.
Kesepuluh asteroid itu antara lain :
- Asteroid 52768 (1998 OR2),
- Asteroid 136795 (1997 BQ),
- Asteroid 163373 (2002 PZ39),
- Asteroid 153201 (2000 W0107),
- Asteroid 163348 (2002 NN4),
- Asteroid 2019 UO,
- Asteroid 388945 (2008 TZ3),
- Asteroid 438908 (2009 XO),
- Asteroid 2012 XA133, dan
- Asteroid 363599 (2004
FG11).
Untuk dalam waktu dekat ini, ada dua asteroid yang
siap melintas yaitu 2009 XO tanggal 7 Mei dan 2008 TZ3 pada 10 Mei 2020.
Peristiwa tabrakan asteroid terakhir tercatat pada
2013. Saat itu, Meteor Chelyabinsk melesat melintasi langit Rusia dan meledak
hanya 30 kilometer dari permukaan Bumi.
Kekuatan tabrakan Chelyabinsk diklaim sebesar 444
ribu ton TNT dan mampu merusak bangunan seluas 500 kilometer.
3. Puncak
Komet Swan dapat terlihat 18 Mei
Observatorium Bosscha menyebut bahwa fenomena luar
angkasa yaitu Komet Swan dapat terlihat mulai 2-18 Mei 2020. Komet ini bisa
diamati menggunakan kamera DSLR.
Komet merupakan batuan kecil yang berada di Tata
Surya dan diselimuti es. Saat mendekati Matahari, komet akan melepaskan debu
dan gas yang tampak seperti ekor.
Meski begitu, tidak semua komet memiliki ekor yang
panjang.
Lewat unggahan di akun Instagram resminya, komet
SWAN pertama kali ditemukan 10 April 2020 oleh astronom amatir asal Australia
bernama Michael Mattiazzo.
Komet SWAN bakal terlihat mulai pukul 05.00-05.45
WIB. Cara memotret benda langit ini adalah dengan mengarahkan kamera DSLR ke
arah timur lalu ambil foto dengan ISO tinggi serta waktu bukaan sekitar 30
detik.
Pihak Bosscha pun menampilkan gambar simulasi posisi
komet SWAN yang diamati di kota Bandung, Jawa Barat tanggal 2-15 Mei 2020 pukul
05.00 WIB yang berada di ketinggian antara 30 derajat sampai 10 derajat.
4. Supermoon
2020
Fenomena Supermoon atau Bulan dalam kondisi
terdekat dengan Bumi sempat terjadi pada Februari 2020.
Supermoon menunjukkan penampakan Bulan yang paling
besar dan terang.
Supermoon terakhir terjadi pada 21 Maret 2019.
Fenomena ini bisa dilihat dengan mata telanjang. Namun, teropong bisa digunakan
agar fenomena tersebut bisa terlihat lebih besar.
Tahun lalu, supermoon ini tampak sejak terbitnya
bulan pukul 18:00 WIB hingga 06:00 WIB keesokan harinya bila kondisi cuaca
cerah.
5. Hari
Tanpa Bayangan
Bulan Maret lalu, masyarakat disuguhkan fenomena
hari tanpa bayangan pada siang hari.
Kulminasi atau transit atau istiwa' adalah fenomena
ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit di suatu daerah.
Saat Matahari berada di tepat di atas suatu daerah atau sama dengan lintang
pengamat, fenomena ini disebut sebagai Kulminasi Utama.
Pada saat itu, Matahari akan tepat berada di atas
kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan
terlihat "menghilang", karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
Karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.
Fenomena ini bakal terjadi lagi pada 8 Oktober 2020
pukul 11.40 WIB.
Lalu fase kulminasi akan kembali terjadi di
Indonesia mulai 6 September 2020 di Sabang, Aceh, yang jadi titik paling utara
Indonesia. Kulminasi ini berlangsung hingga 21 Oktober 2020 di Baa, NTT yang
ada di titik paling selatan Indonesia.
Titik kulminasi akan terjadi bergantian di tiap
kota sesuai dengan garis lintang masing-masing kota. Setiap tahun, tiap wilayah
di muka Bumi bakal mengalami dua kali momen hari tanpa bayangan.
6. Hujan
Meteor Eta Auquarids
Hujan meteor Eta Aquarids di Indonesia terjadi
malam ini dan dapat diamati pada Rabu (6/5) dini hari dinikmati sembari santap
sahur di bulan Ramadan 2020.
Sebab, puncak hujan meteor ini diperkirakan bakal
terjadi pada pukul 03.00 WIB hingga sebelum Matahari terbit.
Momen hujan meteor ini terjadi ketika Bumi melewati
jejak lintasan Komet Halley yang berisi batuan dan es. Jejak ekor komet itu
sebagian masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar, sehingga menyebabkan hujan
meteor.
Lokasi hujan meteor ini ada di sekitar horizon
timur. Hujan meteor masih bisa disaksikan hingga fajar menjelang sekitar pukul
05:34 WIB.
Waktu terbaik untuk melihat puncak hujan meteor ini
di Indonesia pada Rabu dini hari (6/5) pukul 03:00 WIB, bertepatan dengan saat
sahur hingga sebelum matahari terbit.
Di Jakarta, diperkirakan pada puncak hujan meteor
pengamat bisa menyaksikan 34 meteor per jam. Lokasi pemantauan terbaik di
tempat tanpa polusi cahaya. Kondisi itu tampaknya banyak ditemukan saat ini
mengingat mayoritas membatasi aktivitas di luar rumah yang membuat polusi
menurun. (din/mik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar